Selama ini mungkin kita beranggapan bahwa orang kaya hidupnya pasti selalu enak, orang kaya adalah orang yang punya banyak uang, punya mobil mewah, rumah mewah, perabotan rumah yang komplit mulai dari televisi, kulkas, HP yang tercanggih dan fasilitas lain yang kelihatan wah……
Akhirnya ketika kita melihat orang yang kelihatanya nyantai, memakai mobil mewah kita sebut dia si kaya. oke anggapan itu tidak sepenuhnya salah tapi juga tidak sepenuhnya benar.
Sehingga kadang-kadang kita melihat orang yang tidak punya mobil mewah, tidak punya mobil mengkilat perlenhgkaoan rumah yang tidak wah kita anggap orang miskin, padahal dia adalah orang yang sederhana dalam menyikapi hidup ini, dia bahagia dengan tampilanya itu, sedangkan apabila kita melihat orang yang bermobil mewah, rumah bertingkat, perabotan rumah tangga yang lengkap dan mahal kita mengacungkan jempol dan menaruh hormat begitu dalam seakan bertemu dengan seorang putra mahkota, emangnya jika kita terlalu hormat kepadanya kita dapat apa ? apa lantas kita akan dapat uang/dapat warisan? tidak bukan!tetapi sebaliknya jika melihat orang miskin (saya asumsikan sederhana tadi) kita akan bersikap acuh tak acuh masa bodoh dan melecehkan padahal apa yang kita lakukan itu akan membuat dia lebih merasa susah (nelangso) pertama dia sedang di uji dengan kesulitan menghadapi hidup ini kedua harus menghadapi perlakuan yang diskriminatif dari sesama, sudah jatuh tertimpa tagga.
menurut kacamata Entrepeneur orang kaya tidaklah seperti anggapan di atas. orang orang miskin adalah orang yang mampu menyisihkan sebagian pendapatanya untuk masa depan (Investasi) berapapun pendapatanya. Orang kaya adalah orang yang mampu menyisihkan sebagian pendapatanya untuk masa depan juga berpapun pendapatanya. Mari coba kita berhitung andai seorang tukang becak dalam sehari dia berpenghasilan 30.000,- karena dia berhasil mengayuh becak dg 3 orang penumpang masing2 10.000,- dengan uang 30.000,- itu dia kasihkan istri tercinta 15.000,- untuk beli beras, lauk pauk,ikan asin, tahu tempe dan segala kebutuhan hari itu juga kemudian dia mempunyai 2 orang anak seorang cewek yang duduk di bangku SMA biasa dengan uang saku 2.000.- dan seorang putra duduk di bangku SMP uang saku 1.500,- dg perhitungan tanpa biaya transport di asumsikan jarak sekolah dekat dg rumah kemudian dia menyisihkan untuk kebutuhan tiap bulan (mbecek, konsultasi dokter, biaya tak terduga) 5.000,- mari kita hitung:
Beli beras Lauk pauk, tahu tempe : 15.000,-
Uang saku 3.000,-+2000,- : 5.000,-
Persiapan obat, mbecek dll : 5.000,-
Total asumsi rata-rata pengeluaran/hari : 25.000,-
Rata-rata pendapatan/hari 30.000,-
Maka saldo Si abang becak tadi 5.000,-
Maka dg asumsi di atas dalam sehari dia mampu menyisihkan pendapatanya sebesar 5.000,-/hari coba kalikan sebulan5.000,-X30 hari = 150.000,-kalau setahun 150.000,- X 12 bulan =1800.000 kalau dia jadi abang becak selama 10 tahun maka 1.800.000,- X10 tahun =18.000.000,- maka dengan dana sebesar 18.000.000,- si abang becak telah memiliki modal awal untuk investasi terserah usaha apa yang dia minati, di sini dia di hadapkan pada dua pilihan. Pertama dengan uang 18 juta itu dia mampu untuk tampil layaknya orang kaya, beli sepeda motor, beli handphone, beli kulkas dan macam-macam peralatan kunsumsi lainnya yang kelihatanya wah, kelihatan oke, kelihatan kaya tetapi pada dasarnya menguras keuangan si abang becak tadi yang dia kumpulkan selama sepuluh tahun terahir.pilihan ke dua dia meng-Investasikan dananya untuk modal kerja bisa buat sewa stand di pasar tuk jualan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang di perlukan oleh masyarakat dengan pekerjaan barunya itu si tukang becak bisa lebih sibuk karena harus menjaga stand di pasar belum lagi harus menghambil barang kepada pemasok di kota lain. Maka dengan asumsi bisnisnya lancar maka dia memerlukan bantuan orang lain.Otomatis dia harus merekrut karyawan untuk membantu dia di pasar.Tanpa terasa 10 tahun sudah Si abang becak menjadi bos kecil di tengah hiruk pikuknya pasar dan seluruh suka dukanya. Kini dia telah mampu menggaji orang lain, membantu orang lain dengan memberikan kesempatan kerja,d ia tidak lagi mengayuh becak dengan seluruh suka dukanya. Lantas apakah dengan pekerjaan barunya Si abang becak hidup bahagia sejahtera? Yang bisa jawab tentunya haruslah abang becak itu sobat tapi yang pasti tergantung bagaimana dia menyikapi kesuksesanya itu jika dia bersukur pasti nikmatnnya akan bertambah tapi jika dia kufur maka tunggulah kehancurannya.
Oleh : Abi Daril Hasan (AAk Jember Angkatan 2006-2007)
sumber gambar : http://www.freeimages.co.uk/
11 Desember 2007
Kaya vs Miskin
Diposting oleh
himasi genteng
di
19:40
Selamat datang di Himasi Media, sebelumnya Anda telah membaca artikel yang berjudul Kaya vs Miskin, artikel ini Diposting oleh himasi genteng di 19:40 label: Ekonomi, Motivasi, Sosial, Wirausaha Rating: 5. Semoga artikel ini bermanfaat bagi sobat sekalian dan marilah kita sumbang solidaritas antas komunitas blogger dengan saling follow dan berkomentar, terima kasih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)